Kebakaran hutan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang berkecamuk di New South Wales dan Queensland telah menewaskan 24 orang, membunuh satwa liar di kawasan itu, menghancurkan lebih dari 2.000 rumah, dan puluhan ribu orang terpaksa diungsikan dari rumah mereka. Area seluas lebih dari 84 ribu kilometer persegi atau hampir 120 kali luas Singapura - terbakar di Australia sejak Oktober 2019.
Jakarta Tergenang Banjir
Banjir terburuk di Jakarta sejak 2013 telah menewaskan sedikitnya 29 orang terjadi di awal tahun baru 2020. Puluhan ribu penduduk dievakuasi. Semua ini terjadi setelah turun hujan lebat diwilayah Jakarta dan sekitarnya (JABODETABEK) - rumah bagi sekitar 30 juta penduduk - yang menyebabkan banjir dan tanah longsor dan sebagian kota berada di bawah air atau terendam. Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) memperingatkan akan adanya lebih banyak korban.
Penyakit Baru Muncul di Tiongkok
Wabah Demam Babi Afrika (ASF, berbeda dengan 'flu babi', dan tidak berbahaya bagi manusia) telah melanda peternakan babi di Tiongkok pada tahun 2019 (Tahun Babi). Dengan hampir setiap provinsi yang terdampak (menurut Ekonom); virus yang sangat mudah menular; tingkat kematian lebih dari 90%; dan belum ada vaksin yang tersedia; akan menyebabkan sekitar 40-50% dari kawanan babi di Cina akan punah, terbesar didunia.
AS Diambang Perang dengan Iran
Tiga hari memasuki tahun baru 2020, serangan pesawat tak berawak AS menewaskan komandan militer paling kuat di Iran dan anggota militer lain dari milisi yang didukung Iran. Iran menyatakan pembunuhan itu sebagai tindakan perang dan bersumpah akan melakukan balas dendam. Menindak lanjuti ancaman ini, Iran meluncurkan lebih dari selusin rudal ke dua pangkalan militer di Iraq, tempat pasukan AS dan pasukan koalisi berada, pada tanggal 8 Januari 2020.
Ini bisa jadi pertanda hal-hal yang mungkin bisa terjadi. Hal hal yang tidak mengenakkan tetapi nyata ada; dan mungkin bahwa masa damai dan ko-eksistensi adalah pengecualian bukan hukum. Waktunya mengingatkan untuk selalu menjaga agar “bubuk kopi Anda tetap selalu kering” dan aset Anda tetap berada di brankas pribadi yang aman di luar rumah kediaman Anda.
Kembali ke Indonesia
Pada Mei 1998, kerusuhan besar-besaran terjadi di sebagian kota besar di Indonesia, terutama di Medan di provinsi Sumatera Utara (4-8 Mei), ibu kota Jakarta (12-15 Mei), dan Surakarta (juga disebut Solo) di provinsi Jawa Tengah (13-15 Mei).
Masalah ekonomi seperti kesulitan mencari nafkah dan pengangguran masal ditengarai sebagai penyebabnya. Meskipun demikian, yang menjadi sasaran adalah orang Indonesia keturunan etnis Tionghoa. Diperkirakan 1.000 orang lebih (termasuk perusuh) tewas, sebagian besar terperangkap dalam bangunan yang terbakar. Setidaknya 168 kasus pemerkosaan dilaporkan. Kerusakan material mencapai lebih dari S$ 300.000.
Banyak orang Indonesia melarikan diri ke Singapura, Malaysia, Thailand, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Sebagian besar tetap bertahan, tetapi Mely Tan, seorang sosiolog Universitas Indonesia, mengatakan bahwa banyak diantara mereka yang telah menyiapkan rencana pelarian seandainya kerusuhan serupa terjadi lagi.
Insiden ini bukan peristiwa yang terisolasi - kerusuhan serupa, pembersihan etnis, dan bahkan pembersihan etnis tertentu (pogroms) telah terjadi sepanjang sejarah dunia, hampir di setiap benua.
Bahwa sejarah peradaban manusia tidak lepas dari 'kehendak tuhan ' atau 'tindakan manusia', bencana alam atau kekacauan buatan manusia, baik di zaman prasejarah atau di zaman modern. Dinasti tua yang bijak mempertahankan kewaspadaan dan menjaga tradisi pelestarian aset supaya tetap aman dan terjaga. Namun sayangnya banyak diantara generasi yang lebih muda tidak menlanjutkan tradisi tersebut yang telah teruji keberhasilannya dari generasi sebelumnya
Modernitas dan era globalisasi telah mengubah peradaban politik, sosial, ekonomi, dan teknologi. Begitu meresapnya rasa tidak nyaman tersebut sehingga memunculkan akronim baru, 'VUCA' - (volatility, uncertainty, change, ambiguity atau volatilitas, ketidakpastian, perubahan, dan ambiguitas).
Mengecewakan? Pasti. Pesimistis? Mungkin. Tidak ada reaksi? tidak.
Ingin memprediksi masa depan? Pelajarilah masa lalu. Sepanjang sejarah, pria dan wanita telah mempersiapkan diri mereka sendiri, membuat rencana dan mempertahankan banyak hal. Rumah dan gedung bisa mengalami kebakaran, banjir, pencurian atau pengrusakan massa. Masyarakat bisa runtuh, negara bisa meledak/hancur.
Beralihlah ke brankas pribadi - kebutuhan dengan standar tinggi bagi orang cerdas dalam hal kenyamanan, keamanan, dan privasi. Dan simpanlah aset penting Anda di tempat yang aman seperti Singapura, salah satu dari 10 negara teraman di dunia (Global Peace Index, 2019).
Waktu berubah. Budaya berubah. Tehnologi berubah. Namun sifat manusia sama.
Keselamatan dalam dunia VUCA (Volatilitas, Ketidakpastian, Perubahan, dan Ambiguitas)
Pengantar di Minggu Pertama 2020:
Kebakaran Hutan di Australia
Kebakaran hutan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang berkecamuk di New South Wales dan Queensland telah menewaskan 24 orang, membunuh satwa liar di kawasan itu, menghancurkan lebih dari 2.000 rumah, dan puluhan ribu orang terpaksa diungsikan dari rumah mereka. Area seluas lebih dari 84 ribu kilometer persegi atau hampir 120 kali luas Singapura - terbakar di Australia sejak Oktober 2019.
Jakarta Tergenang Banjir
Banjir terburuk di Jakarta sejak 2013 telah menewaskan sedikitnya 29 orang terjadi di awal tahun baru 2020. Puluhan ribu penduduk dievakuasi. Semua ini terjadi setelah turun hujan lebat diwilayah Jakarta dan sekitarnya (JABODETABEK) - rumah bagi sekitar 30 juta penduduk - yang menyebabkan banjir dan tanah longsor dan sebagian kota berada di bawah air atau terendam. Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) memperingatkan akan adanya lebih banyak korban.
Penyakit Baru Muncul di Tiongkok
Wabah Demam Babi Afrika (ASF, berbeda dengan 'flu babi', dan tidak berbahaya bagi manusia) telah melanda peternakan babi di Tiongkok pada tahun 2019 (Tahun Babi). Dengan hampir setiap provinsi yang terdampak (menurut Ekonom); virus yang sangat mudah menular; tingkat kematian lebih dari 90%; dan belum ada vaksin yang tersedia; akan menyebabkan sekitar 40-50% dari kawanan babi di Cina akan punah, terbesar didunia.
AS Diambang Perang dengan Iran
Tiga hari memasuki tahun baru 2020, serangan pesawat tak berawak AS menewaskan komandan militer paling kuat di Iran dan anggota militer lain dari milisi yang didukung Iran. Iran menyatakan pembunuhan itu sebagai tindakan perang dan bersumpah akan melakukan balas dendam. Menindak lanjuti ancaman ini, Iran meluncurkan lebih dari selusin rudal ke dua pangkalan militer di Iraq, tempat pasukan AS dan pasukan koalisi berada, pada tanggal 8 Januari 2020.
Ini bisa jadi pertanda hal-hal yang mungkin bisa terjadi. Hal hal yang tidak mengenakkan tetapi nyata ada; dan mungkin bahwa masa damai dan ko-eksistensi adalah pengecualian bukan hukum. Waktunya mengingatkan untuk selalu menjaga agar “bubuk kopi Anda tetap selalu kering” dan aset Anda tetap berada di brankas pribadi yang aman di luar rumah kediaman Anda.
Kembali ke Indonesia
Pada Mei 1998, kerusuhan besar-besaran terjadi di sebagian kota besar di Indonesia, terutama di Medan di provinsi Sumatera Utara (4-8 Mei), ibu kota Jakarta (12-15 Mei), dan Surakarta (juga disebut Solo) di provinsi Jawa Tengah (13-15 Mei).
Masalah ekonomi seperti kesulitan mencari nafkah dan pengangguran masal ditengarai sebagai penyebabnya. Meskipun demikian, yang menjadi sasaran adalah orang Indonesia keturunan etnis Tionghoa. Diperkirakan 1.000 orang lebih (termasuk perusuh) tewas, sebagian besar terperangkap dalam bangunan yang terbakar. Setidaknya 168 kasus pemerkosaan dilaporkan. Kerusakan material mencapai lebih dari S$ 300.000.
Banyak orang Indonesia melarikan diri ke Singapura, Malaysia, Thailand, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Sebagian besar tetap bertahan, tetapi Mely Tan, seorang sosiolog Universitas Indonesia, mengatakan bahwa banyak diantara mereka yang telah menyiapkan rencana pelarian seandainya kerusuhan serupa terjadi lagi.
Insiden ini bukan peristiwa yang terisolasi - kerusuhan serupa, pembersihan etnis, dan bahkan pembersihan etnis tertentu (pogroms) telah terjadi sepanjang sejarah dunia, hampir di setiap benua.
Bahwa sejarah peradaban manusia tidak lepas dari 'kehendak tuhan ' atau 'tindakan manusia', bencana alam atau kekacauan buatan manusia, baik di zaman prasejarah atau di zaman modern. Dinasti tua yang bijak mempertahankan kewaspadaan dan menjaga tradisi pelestarian aset supaya tetap aman dan terjaga. Namun sayangnya banyak diantara generasi yang lebih muda tidak menlanjutkan tradisi tersebut yang telah teruji keberhasilannya dari generasi sebelumnya
Modernitas dan era globalisasi telah mengubah peradaban politik, sosial, ekonomi, dan teknologi. Begitu meresapnya rasa tidak nyaman tersebut sehingga memunculkan akronim baru, 'VUCA' - (volatility, uncertainty, change, ambiguity atau volatilitas, ketidakpastian, perubahan, dan ambiguitas).
Mengecewakan? Pasti.
Pesimistis? Mungkin.
Tidak ada reaksi? tidak.
Ingin memprediksi masa depan? Pelajarilah masa lalu. Sepanjang sejarah, pria dan wanita telah mempersiapkan diri mereka sendiri, membuat rencana dan mempertahankan banyak hal. Rumah dan gedung bisa mengalami kebakaran, banjir, pencurian atau pengrusakan massa. Masyarakat bisa runtuh, negara bisa meledak/hancur.
Beralihlah ke brankas pribadi - kebutuhan dengan standar tinggi bagi orang cerdas dalam hal kenyamanan, keamanan, dan privasi. Dan simpanlah aset penting Anda di tempat yang aman seperti Singapura, salah satu dari 10 negara teraman di dunia (Global Peace Index, 2019).
Waktu berubah. Budaya berubah. Tehnologi berubah. Namun sifat manusia sama.
Informasi ini akurat pada saat penerbitan.